Rabu, 18 Februari 2015

Salahkah Aku?



Salahkah Aku?
          Jika saja aku berani, jika saja aku bisa mengutarakan semuanya. Hal ini mungkin tidak akan pernah terjadi. Seumur hidupku rasa ini tidak mungkin akan tersampaikan. Hanya dirikulah yang harus menanggung semuanya. Menanggung segala kebodohanku,segala mimpiku yang memang hanyalah khayalan.
          Aku berjalan menyusuri taman, sambil duduk menikmati pemandangan. Mengingat masa kecilku yang indah. Masa-masaku bersamanya…

          Tubuhku yang kecil sangat sulit untuk meraih bunga cempaka putih nan indah yang ingin ku genggam. Tubuhku terus melompat.meloncat dengan usaha yang keras. Mencoba untuk mengambil seuntaian bunga harum itu. Sia-sia saja! Aku hanya bisa menangis, layaknya anak kecil yang kehilangan induknya. “sini biar aku yang ngambilin” ucap seorang anak lelaki yang setelah kulihat ia tersenyum padaku,mengulurkan tangannya dan membantuku bangkit. “jangan menagis lagi,aku akan mengambilkannya untukmu”. Ia berusaha memanjat pohon itu, memanjat dengan kekuatan kaki yang ia punya. Hap!! Dapat!. Ia berhasil dan memberikannya padaku. Senyumku merekah, tak kusangka bunga ini berhasil ada ditanganku kini. “terima kasih” ucapku dengan perasaan malu. “sama-sama namamu siapa?” ucapnya yang juga terlihat tersipu malu “Ninda kamu?” ucapku membalas “Anda”. Sekilas pertemuan kami ini menjadi yang terakhir namun ternyata…. Perkiraanku salah.
          Kami menjadi sahabat dekat,sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Aku selalu melindunginya sewaktu kecil. Saat kami TK dan SD, jika ada orang yang berani mengganggunya, aku akan langsung turun tangan dan memukul mereka semua. Walaupun aku wanita namun jangan salah. Kekuatanku mengalahkan 2 orang pria. Namun saat ini berbeda, kini dialah yang melindungiku. Dari semua orang yang berniat jahat terhadapku. Yap! Setelah pertemuan singkat itu, aku tidak menyangka, ternyata kami bisa terus bertemu bahkan bersahabat sampai saat ini. ketika kami berada di SMA. Kami selalu bersekolah di sekolah yang sama bahkan sampai sekarang. Kemana-mana kita selalu sama-sama,tanpa dia semuanya akan terasa sepi. Waalupun terkadang ia suka ngomel gak jelas, namun hal itulah yang membuatku betah dan merasa dilindungi. Mungkin banyak yang bilang, pria dan wanita tidak akan selamanya bisa bersahabat. Pasti akan ada perasaan di antara mereka berdua. Namun aku bisa jamin bahwa pernyataan itu salah. Buktinya saat ini, aku biasa-biasa saja dengan Anda. Dari kecil sampai sekarang tidak ada perasaan khusus.
          Bagiku kami berdua tetaplah kepompong.bel pun berbunyi dengan kerasnya, menandakan waktu pulang. Seperti biasa aku menunggu Anda diparkiran sepeda. “hay lady,lama nunggu?” kata pertama yang ia katakan. “lady,lady namaku bukan lady tau,tumben telat sampai jam segini?” balasku dengan wajah kesal. “sorry-sorry tadi ada emergency jangan cemberut gitu napa, I’m here Ninda ayokk dah naik boss,nanti aku kasi kamu es krim sebagai permintaan maaf”. Orang ini memang pandai merayu. Tanpa omel lagi aku langsung naik ke sepedanya. Yahh aku selalu boncengan dengannya, kami berdua ini anti polusi,cinta alam,dan go green. Jujur saja, aku tidak bisa lama-lama marah dengannya, setiap aku ngambek, ia pasti akan menceritakan hal lucu atau.. malah menggodaku dengan es krim. Ahh sial!.
          Hari ini, aku dan Anda berencana buat nonton film bareng. Mumpung kami berdua jomblo dan happy, Anda mengajakku untuk menonton malam mini sebagai permintaan maafnya tadi. Semua sudah beres tinggal berangkat… sippp dah.
          Cuaca sangat mendukung hari ini, seperti biasa, aku menaiki sepeda Anda yang sudah siap ia gayung dengan kekuatan super (eitss bukan supernatural yah). “kamu makin berat aja Nan, makan apa aja sih?” wahh dasar nih si kambing udah gak pernah kena tonjokan rupanya. Ucapku dalam hati. Dengan wajah betek dan nada ngambek, aku keluarkan semua uneg-unegku “enak aja kamu kali yang udah mau peot gak bisa dayung sepeda lebih kuat udah dasar kambing”. “ihh dasar kamu tak turunin mau??” balasnya mengancam. “nih nih turunin nihh” balasku menantang. “gak bisa diajak becanda” aku hanya bisa terawa kecil. Anda memang sok humoris.
          Menonton film itu memang tiada duanya dan tandingannya (kayak iklan oli aja). Untuk pertama kalinya aku melihat Anda nonton film mellow, yah kalau bukan karena paksaan dia pasti ogah yang buat nonton. Memang film You Are The Apple of My Eye gak ada duanya. “film apaan kayak gitu, yang udah saling cinta tapi malah yang cewek sama orang lain bad”. Ucapnya yang sok kesel “jangan banyak ngomel, yuk dah pulang An, kayaknya cuaca udah gak bagus. Anda segera mengayung sepedanya dengan kekuatannya, namun tiba-tiba.. hujan turun dengan derasnya. Terpaksa kami harus berteduh. Aku terus menggosok-goskkan tanganku demi menerima kehangatan. Namun, Anda langsung memberikan jaketnya adaku dan memelukku. Ehhh? Kenapa ini? kenapa jantungku berdetak terlalu kencang, ada apa denganku? Apa yang aku rasakan?. Tubuhku ingin menolak pelukannya namun sayangnya, tanganku terlalu lemas untuk melepas pelukannya.entah apa yang saat ini aku rasakan, aku tidak mengerti. Perasaan ini lain dari pada biasanya entah apa yang menyebabkan kata lain terlintas dalam pikiranku.
          Tiba di rumah, balik ke kamar. Jantungku masih berdetak kencang mengingat kejadian tadi. Aku tersenyum mallu mengingat wajahnya, dan terkadang aku sadar bahwa aku sudah gila. Daripada aku lama-lama jadi gila, lebih baik kuputuskan untuk tidur.
          Keesokan harinya perasaan itu masih terasa. Ketika Anda mendekat hanya beberapa cm, aku sudah merasa canggung. Setiap akan pergi dengannya aku merasa harus perfect.ini terus terjadi hingga setelah satu bulan persaan ini muncul, aku sadari. Aku sudah jatuh cinta.
          Gila memang gila. Kini kepompong itu sudah terbang menjadi kupu-kupu. Namun, aku selalu diam dan menyembunyikan perasaanku dalam-dalam kepada Anda. Aku tidak ingin Anda tau dan melihatnya. Aku selalu bersembunyi dibalik topeng persahabatn yang ingin menghapus kata sahabt itu menjadi hubungan yang lebih serius. Namun aku begitu pengecut. bagaimanapunAnda adalah sahabatku. Mungki hanya aku yang memiliki persaan seperti ini. tidak dengannya, yang selalu dan mungkin akan selamanya menganggapku sebagai sahabatnya. Aku selalu mengutarakan semua perhatianku adanya, selalu tersenyum mendengar ceritanya. Aku bahagia hanya dengan begini saja. Bersikap seperti biasa tanpa harus mengungkapkan perasaanku padanya. Aku tidak ingin dia canggung, biarkanlah hanya aku yang merasakan ini. asalkan ia tetap disampingku dan bersamaku, itu sudah lebih dari cukup. Duniaku lengpak jika ada dirinya.
          Beberapa bulan ini, aku mendengar bahwa Anda lagi dekat dengan seorang cewek. Anita namanya. Yah dari namanya saja sudah terlihat betapa cantik dan anggunnya dia. Cocok dengan Anda yang memiliki charisma menawan. Oh oh apakah aku cemburu sekarang?? Haha tidak jangan ngaco deh, sahabat bahagia aku juga bahagia. Anda sering cerita tentang Anita padaku, bahkan hal-hal kecil yang mereka lalui tak terlewatkan dari ceritanya.
          Di luar, aku merasa bahagia. Namun sungguh, perasaan memang tidak bisa berdusta. Rasa sakit yang teramat dalam dapat aku rasakan. Pahitnya cinta pertamaku yang tak terbalaskan.
          “Nin,Nin, “ucapnya padaku dengan tingkah serba salah dan senyum lebar. “ada apa An?” tanyaku penuh kegelisahan. ‘aa,,aaku jadian sama Anita yee yuhu!! Dia nerima aku tadi Nan haha ehh kamu kapan nyusul??” Shock!!. Tanganku bergemetar, jantungku rasanya ingin berhenti ketika Anda memelukku bahagia. Namun, pelukan itu justru membuatku sedih. Aku hanya bisa menahan air mataku sambil menepuk bahunya dan mengucapkan selamat dengan nada gagap.
          Aku menagis dalam diri sedih dalam hati. Kini semuanya terasa sakit, terasa hampa persahabatan yang dulu terjalin,, mungin sudah tidak bisa terjalin lagi. Mulai hari ini,,, dan selamanya.
          4 tahun kemudian…
          Sudah 4 tahun lamanya aku pergi meninggalkan Negara ini. melupakan semua kenangan manis dan perasaan pahitku.
          Ya… aku pergi meninggalkan Anda, aku memutuskan untuk pergi ke Australia melanjutkan studiku. Anda sempat kaget tak percaya setelah mendengar perkataanku bahwa aku akan pergi meninggalkannya. Meninggalkan persahabatan yang sudah terjalin selaman 14 tahun lamanya. “kamu beneran pergi??, tidak bisakah kamu tinggal disini? Aku akan kehilangnmu Nin,,” sungguh kata kehilangan itu merupakan kata termanis yang aku dengar. Merasa aku masih disayang dan dilindingi. “An, semoga kamu baik-baik saja disini, jaga diri kamu dan jaga Anita” pelukan erat terahir yang aku berikan padanya adalah tnpa perpisahanku sekaligus berakhirnya cinta pertamaku.
          Kini,aku berada disini, taman tempat semuanya bermula. Semua cerita yang aku punya bersamanya. Mengingat semuanya, semua kenangan indah, manis, pahit yang kita alami berdua. Aku mengambil cempaka putih yang menempel indah di pohon. Mengingatkanku pada cinta pertamaku. Perasaanku yang suci, sesuci bunga cempaka, kenangan yang manis dan harum layaknya bunga cempaka. Dan kini.. aku hanya bisa menantap langit dan berkata dalam hatiku.. “semoga kau selalu bahagia.. pria yang paling aku cintai”

          “cinta memang tidak selamanya harus dimiliki, namun percayalah, kebahagiaannya adalah cinta terindah yang bisa kamu dapatkan darinya”.


Ni Putu Risma Giri Dewani

1 komentar: